Presiden awal RI, Sukarno memiliki tekad besar buat membangun kasino serta restoran apung di Palabuhanrat sukabumi Tetapi sayang, perihal itu tidak sempat terjalin.
Bagi catatan Regu terpaut Sukarno pernah hendak membangun kasino bertaraf internasional pada tahun 1960- an di sukabumi
amun rencana itu kandas sebab banyaknya keluhan dari warga.
Rencana Sukarno soal restoran terapung pula kandas. Fakta kegagalan Sukarno itu masih berdiri sampai saat ini, tepatnya di pesisir tepi laut Sukawayana.
Puing- puing itu seolah jadi sejarah yang belum banyak dikenal publik. Beton baja yang tadinya gagah berdiri, saat ini cuma tinggal puing- puing berkarat belaka.
” Tahun 60- an rencana hendak terbuat restoran terapung. Tetapi dikala itu terdapat hambatan, pada dikala pembangunan hantaman ombak lumayan besar serta dikhawatirkan terjalin kembali ombak besar kesimpulannya diberhentikan,” kata Mentari, Marketing Communication( Marcomm) Grand Inna Samudera Beach Hotel( GISBH), belum lama ini.
Dari pantauan di posisi, posisi bangunan yang cuma tinggal menyisakan puing itu memanjang, lokasinya terletak di sebelah selatan Hotel GISBH. Nampak nampak puing bangunan diprediksi hendak terbuat semacam dermaga wisata memanjang sampai ke perairan di kawasan pesisir Sukawayana.
Tidak hanya bangunan itu, terdapat pula batu pemecah ombak yang nampak berceceran. Batu- batu itu konon terencana ditempatkan buat memecah ombak tepi laut selatan, tetapi sebagian kondisinya telah sirna serta jadi sarang bermacam hewan laut bercangkang.
Cerita soal rencana pembangunan dermaga serta restoran itu pula dibenarkan Apih Jana( 60), masyarakat kecamatan Cikakak itu mengaku banyak mendengar soal pembangunan di kawasan pesisir Sukawayana dari si bapak.
” Bapak aku dahulu turut bekerja di mari, jadi kuli. Aku usia 60. Dikala umur 7 tahun, aku kerap main ke mari. Bangunannya terbengkalai, bapak aku pula menyudahi kerjanya. Jadi dikala itu terdapat 2 gedung yang dibentuk, awal Hotel SBH( GISBH) serta dermaga tempat restoran,” cerita Apih Jana.
” Kata bapak aku proyeknya terhenti sebab ombaknya besar sedangkan pemecah ombaknya kurang, jika memandang dari sketsanya tempatnya itu elegan, memanjang ke tengah laut disangga beton. Setelah itu terdapat dermaga sandar buat kapal pesiar,” ucap Apih.